Sabtu, 28 April 2012

Sembalun - Kaki Rinjani yang mempesona #LombokTrip #Chapter3

Dua hari sudah kita menghabiskan waktu di tiga gili, saatnya menuju ke daratan. Jam 4 sore, kita setengah mati ngejar last ticket perahu dari trawangan ke bangsal. Yah, dengan jarak penginapan dan pelabuhan cukup jauh, terpaksa kita memproduksi keringat dengan lari dan membawa bawaan yang cukup banyak. Yeay, akhirnya kita mendapatkan 4 ticket kembai ke Lombok. Sesampainya di bangsal, mas muhlis udah menunggu kita untuk menyerahkan APV yang akan kita sewa selama 4 hari untuk keliling pulau Lombok :D.

Kita langsung menuju ke senggigi untuk mencari penginapan. Sepanjang perjalanan kita mampir ke beberapa bukit yang sangat indah. Berfoto-foto dan bernarsis-narsis ria. Beautiful lanscape. Ada bukit malimbu dan sengigi. Sampai senggigi sekitar maghrib. Tidak terlihat matahari tenggelam dari balik Gunung Agung, Bali. Awan menutupinya. Namun begitu, langit jingga sore itu cukup membuat kita tersenyum puas.

Malam ini menginap di BaleKu, Senggigi. Homestay yang cukup nyaman. Kamar yang unik dengan kamar mandi outdoor. Dibilang outdoor karena atap kamar mandi ini langsung gugusan bintang dan bulan. :D> Harganyapun murah, 150rb untuk satu kamar dan untuk kami berempat. Dari homestay ini, nanti kami menemukan tempat paling indah di Lombok ^^.

Day 5.
Hari ke-5 ini kami rencanakan ke daerah kaki gunung rinjani, mengunjungi Sendang Gile kemudian menginap di Sembalun. Setelah hampir 4 hari kami sibuk dengan pasir dan ombak, kami ingin merenung sejenak dengan sejuknya Lombok. Rencana kami berangkat pukul 8 pagi setelah breakfast dari BaleKu. Gw sendiri udah terbangun sejak jam 6 pagi dan memutuskan untuk jalan-jalan di sekitar homestay. Tujuan Utama adalah menuju pantai. Dan apa yang gw temui di sana, wow, Pura Batu Bolong. Terlihat menarik dengan siluet paginya.

Jam menunjuk pukul delapan lebih beberpa menit ketika kami meninggalkan BaleKu. Mampir sejenak di warung nasi di pinggir jalan dengan menu utama, bungkusan nasi campur. Wahhh, ternyata kita menemukan salah satu makanan khas Lombok, sate Pusut. Dan nyam-nyam-nyam.. Nikmatnya, murah lagi. Perutpun kenyang dan perjalanan dilanjutkan. Kami mampir ke desa Segenter yang merupakan merupakan desa adat di Lombok. Kebanyakan rumah dibuat dari anyaman bamboo dengan atap dari ilalang. Lantainya pun dari tanah liat yang sudah di bersihkan dengan kotoran sapi. Ya, kotoran sapi. Ternyata kotoran ini bisa membuat tanah liat menjadi bersih, licin dan keras.

Ketika sampai di Senaru, perut pun sudah melapar. Ternyata memang sudah waktunya makan siang. Kita segera ganti baju dan menuruni bukit menuju Sendang Gile. Oh iya, di sendang gile ini banyak guide menawarkan jasa guide ke air terjun. Jika hanya ingin ke sendang Gile, tidak perlu menyewa jasa guide ini. Cukup turun saja mengikuti jalan setapak. Kira-kira setelah trekking setengah jam akan sampai ke sendang Gile. Namun jika ingin menuju air terjun Tiu Kelep, sebaiknya menyewa guide karena perjalan akan cukup jauh dengan jalur trekking yang sulit. Back to perut.. hehe, sampai Sendang Gile kita langsung mandi air dilanjutkan makan siang dari bekel yang kita bawa ke bawah. Emang enak yak klo makan itu setelah bernendam, apalagi di air dingin. Nikmatnya.. Karena takut kemaleman sampai di Sembalun, akhirnya main-main air di Senaru nya pun kita percepat. Faris langsung tancap gas ke arah Sembalun yang kata penduduk sekitar Senaru kira-kira memakan waktu 2 jam perjalanan.

Ternyata jam 4 kita sudah sampai di Sembalun. Raga sangat terpesona dengan salah satu lapangan bola disana.The best stadium ever. Gimana tidak, pemandangan belakang lapangan ini adalah bukit dengan rumput hijau yang sepertinya terpotong rapi dengan background blue sky. Bukitnya mengingatkan bukit-bukit di teletubies. Di sembalun ada beberapa penginapan tapi agak mahal, tidak cocok dengan budget kantong kita. Kita memutuskan untuk menginap di salah satu rumah penduduk yang memang biasanya disewakan untuk pendaki. 150rb/malam dengan 3 kamar “The Royal Rinjani”. Pemiliknya sangat ramah.

Kita sangat beruntung, malam di sembalun kali ini adalah malam ketika bulan mati dan tidak ada awan. Jutaan bintang seperti sebaran pasir putih di atas langit. Sangat indah. Ini adalah bintang paling banyak yang pernah kita ber4 lihat. Sampai kita tertegun memandangi langit meskipun itu sambil berjalan kaki mencari makan malam.

Tidak ada komentar: