Menjangan, daerah pertama yang ada di otak gw saat gw dapat
tuga di bali. Gw harus extend ke tempat ini, dalam benak gw. Sebulan yang lalu
gw juga dapat kerjaan ngantar orang bule ke Bali. Selama tiga hari itu gw
tinggal di kuta, dan gw rasa daerah ini terlalu ramai untuk sebuah tempat
refreshing bagi gw. Alhasil kali ini gw berniat menjelajah bai barat dan bali
utara sejalan dengan tugas gw yang kebetulan ke Gilimanuk.
Sampe bali ternyata salah info, kerjaan gw cuman di Denpasar
bukan ke Gilimanuk, yah terpaksa harus ngeteng ke Gilimanuknya. Oke, gw mulai
nanya-nanya bagaimana gw bisa ke Gilimanuk. Jumat siang gw juga pastiin lagi ke
Pak Haji cuaca di sekitar menjangan. Soalnya pada waktu yang sama, curah hujan
di Jakarta lagi besar-besarnya. Oh iya, pak haji ini adalah pemilik penginapan
di Pemuteran yang rencananya jadi tempat gw nginep dan ikut perahu adeknya
nanti ke menjangan.
Setelah semuanya oke, gw dianterin driver sewaan kantor ke
terminal Denpasar. Jam 3 sore gw udah duduk manis di dalam bis kecil. Dalam
rencana gw, kalau lancar, gw akan sampai di Gilimanuk sebelum gelap dan gw bisa
lanjutin perjalanan ke penginapan pak haji di Pemuteran. Yah, rencana hanya
jadi rencana, bis yg udah gw naikin pake acara ngetem sejam di terminal,nunggu
penumpang penuh. Alhasil gw baru nyampe terminal Gilimanuk jam delapanan. Tanya sana sini, ada elf merah dengan jalur
ke Singaraja yang gw bisa naikin dan turun di Pemuteran setelah satu jam
perjalanan. Menunggu agak lama, tiba-tiba ada seorang penumpang bapak-bapak
akan melanjutkan perjalanan ke Singaraja. Alih-alih nemenin gw nunggu, dia
malah bilang akan lama ni klo baru dua penumpang yg ada, dan dia memlilih nyari
truk yang bisa ditumpangi dari pelabuhan. Tak lama kemudian sang sopir elf pun
datang. Setelah ngobrol ngalor ngidul, tampaknya gw bisa nginep di terminal klo
harus nunggu kayak gini karena mobil gak akan berangkat sampe angkutan terisi
kira-kira 10 orang. Yahhh, berarti gw harus berdoa akan ada 9 orang yang
bernasib sama kayak gw dan itu sedikit mustahil. Dengan alasan mau cari makan
dulu, akhirnya gw kabur dari bapak sopir buat cari alternative lain ke Pemuteran.
Keluar dari terminal, gw langsung disambut ojek yang nawarin
ada temennya yang bisa nganter ke Pemuteran. Dalam perjalanan, obrolan kita
berlanjut, sampe akhirnya gw memutuskan untuk menginap saja di Gilimanuk dan
meminta si tukang ojek mengantar gw langsung ke pelabuhan lalang keesokan
harinya. Pelabuhan lalam adalah pelabuhan umum untuk penyeberangan ke pulau
Menjangan. Ini sebenernya lebih demi efisiensi budget, toh penginapan sama pak
haji baru ngebooking aj.
Jam tujuh pagi gw udah dijemput aj sama mas ali, tukang ojek
yang baek hati. Ternyata perjalanan ke pelabuhan lalang gak begitu lama,
setengah jam gw udah sampe sana, lebih deket malah klo dibanding dari
Pemuteran. Gw berharap mas Ali bisa nyariin temennya di pelabuhan lalam,
sehingga gw bisa numpang ke pulau menjangan dengan biaya minimalis. Gak
disangka, gw malah dikenalin sama temennya yang mau Clean Up Menjagan, Pak
Nono. Pak Nono yang tinggal di kawasan Taman Nasional bali Barat, bersama
temen-temennya di “Friends of Nature” udah hampir setahun melakukan Clean Up
rutin di Menjangan. Beruntungnya gw karena bisa ngikut mereka hari ini ke
Menjangan. Saking baiknya pak Nono, udah dapet tumpangan gratis, dipinjemin
snorkel, gw juga dijanjiin akan diajak muterin pulau menjangan yang jarang
dilakukan penyewa perahu lokal. Yippiee
Titik pertama menjangan adalah di sekitar dermaga pulau.
Baru lima belas manit snorkeling, gw langsung amaze dengan apa yang gw lihat.
Gugusan karang di pinggir tebing yang berwarna warni. Beberapa jenis karang
yang biasa gw lihat di majalah, bisa gw temuin disini. Selain berkejar-kejaran
bareng kumpulan ikan-ikan cantik, gw juga nemuin beberapa jenis ikan yang belum
pernah gw lihat sebelumnya. So beautiful, speechless. Underwater bagian utara pulau juga tak kalah
indahnya dengan bagian selatan pulau (titik pertama snorkeling). Gugusan
karangnya cukup indah, namun ragam ikannya tidak sebanyak di bagian selatan
pulau. Snorkeling kali ini gw juga nemu cumi-cumi yang lagi bermain di sekitar
tali jangkar kapal. Haish, lucunya..
Pak Nono ini selain melakukan pembersihan pantai menjangan,
yang kali ini dapat lima karung sampah, juga melakukan penggantian pelampung di
sekitaran Menjangan. Pelampung ini berfungsi sebagai pengganti jangkar. Jadi
pemilik perahu yang ingin berhenti di sekitar Menjangan, tidak boleh melepas
jangkar, melainkan harus mengikat perahunya pada pelampung-pelampung ini.
Pelampung ini sendiri terikat di batu karang yang cukup besar di bawah.
Pemasangan pelampung semenjak setahun yang lalu ini diharapkan tidak adanya
kerusakan terumbu karang lagi akibat tertarik oleh jangkar. Selain
terpeliharanya terumbu karang, pangunjung juga mengetahui pasti titik titik
pemberhentian yang bagus untuk melakukan kegiatan snorkeling atau diving. Makasih
buat pak Nono dan temen-temennya, Bli Nyoman dan Bli Putu, yang udah dengan
sukarela menjaga ekosistem Menjangan dan nemenin gw snorkelingan. Puas snorkelingan, makan siang di kapal,
akhirnya kita merapat kembali ke pelabuhan lalang jam 2an siang.
|
Ikan Unyu - ada ikan kecil2 yang keluar masuk lewat insang nya |
|
From Menjangan Island |
|
Titik pertama snorkeling |
|
Titik Kedua Snorkeling |
|
From Menjangan Island
Note:
Beberapa yang gw ingat di trip ini adalah, perjuangan ke
bandara cengkareng dari kosan di benhil yang cukup rumit karena hujan lebat
dari pagi. Sampe bandara pun masih ketar ketir karena mendengar berita air
mulai naik di daerah benhil, untung kosan gw gak kena banjir akhirnya. Dan trip
ke bali ini jadi perfect escape saat Jakarta keos akibat banjir. Yah, sedikit
selfish sih, hehehee..
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar