Kali ini gw traveling sendiri. Beruntung gw ada kerjaan
di Sulawesi Selatan, sehingga gw bisa extend tiket pulang gw dan gw bisa
jalan-jalan disini. Setelah nanya-nanya driver di makasar dan hasil googling,
gw memtuskan untuk menghabiskan weekend di Tanjung Bira, Bulukumba.
Dimulai dari Makassar, gw naik angkutan umum innova
menuju dari terminal Malengkeri menuju Bulukumba. Ternyata gw harus menunggu
sampai penuh, baru akan berangkat innovanya. Cukup lama gw nunggu, sekitar satu
jam an, sampe gw cukup akrab ngobrolnya dengan salah seorang penumpang juga
yang mempunyai rumah di Bulukumba. Bu Aspar.
Gw tiba di Bulukumba sekitar jam 11 malam, mungkin sudah
jam malam bagi penduduk daerah sana. Sepii.. Gw beruntung ketemu dengan Bu Aspar
yang menawarkan menginap dirumahnya. Akhirnya malam itu, dengan sedikit rasa
was-was sebenernya, gw menginap di rumah Pak Aspar. Sampai gw pamitan dengan Pak Aspar,
ternyata keluarga ini sangat baik dan ramah. Masih ada keluarga seperti ini ya
di Indonesia.
Sabtu pagi, gw berangkat ke terminal bulukumba untuk
mencari angkutan ke Tanjung Bira. Bareng-bareng sama orang dari pasar gw dapet
angkutannya. Lumayan penuh. Dengan kondisi jalan yang cukup jelek,
Bulukumba-Tanjung Bira kita tempuh sekitar 1 jam-an. Dan jam 10 pagi gw udah
sampe Tanjung Bira.
Begitu sampe, gw mencari penginapan “Sunshine
GuestHouse”. Hasil dari googling yang tidak salah. Tempatnya unik, rumah
panggung dari kayu. Tetapi pemandangan di bale-balenya yang membuat penginapan
ini begitu menarik. Lautan tanjung bira di depan mata dengan gradasi tiga
warna, hijau, biru tua dan biru muda. Pantes, banyak turis asing yang meginap
disini. Hanya gw satu-satunya turis lokal di guest house ini.
Setelah beres di penginapan, gw langsung menuju pantai.
Wahh, memang indah indah pantai ini. begitu menyejukkan mata. Indahnya gradasi
warna lautnya, pasirnya yang putih halus dan bersih. Sambil menikmati angin
pantai, gw hampir terlelap di salah satu gubuk pedagang di pinggir pantai. Tempat
yang asik buat enjoying ourself.
Tetep seperti biasa, gw berusaha menemukan cara paling
murah untuk bisa snorkelingan di Tanjung Bira ini. Ngobrol2 dengan para penyewa
perahu, sepertinya gw harus nemuin kelompok seide yang mau sharing sewa perahu
nya, sehingga biaya sewa perorangannya bisa lbh murah. Setelah lama menunggu,
sampe siangpun belum ada yang seide sama gw. Gw memutuskan untuk kembali ke
penginapan. Istirahat di bale-bale sambil baca buku sampe gw ketiduran.
Jam 3 an gw kembali ke pantai dengan tujuan yang sama,
mencari orang yang seide untuk snorkelingan, dan tetep tidak nemu. Gw sendiri
kahirnya ketemu dengan salah satu penyewa perahu yang tinggal di pulau seberang,
Pulau Liukang Loe. Hasil dari obrolan kami, membuat gw sepertinya harus menyewa
perahu sendiri, dan kita janjian esok harinya untuk nganter gw snorkeligan.
Yippie..
Malam
itu di tanjung Bisa terasa indah. Beruntung bulan lagi bersembunyi di balik
Bumi, sehingga bintang-bintang terlihat sangat banyak malam itu. Perfect escape
bagi gw ke Tanjung Bira ini. Malam itu gw ngobrol dengan tetangga penginapan,
orang perancis yang sangat tidak fasih bahasa inggris. Sangat lucu obrolan
kita. Banyak bahasa isyarat yang keluar. Tetapi lebih banyak lagi suara tertawa
dari kita meskipun sangat sedikit sekali bahasa verbal yang kami mengerti. Dari
bule ini gw tahu bahwa mereka sangat mengagumi akan keindahan indonesia baik
alamnya, budayanya, dan toleransinya. Gw sendiri semakin bersyukur dilahirkan
sebagai penduduk Indonesia.
1 komentar:
mantabbbbpp..
nanya dikit nih
di sunshine guest house itu brapa om harganya?
satu kamar bisa diisi brapa orang??
Posting Komentar