Gw baru denger nama Pulau Biawak
gak lebih dari setahun yang lalu. Saat itu salah satu temen gw ngusulin sama ngajakin bikin trip ke pulau
ini. Akhirnya di akhir tahun kemarin, gw sama temen temen di @reeyantravelers
sepakat pulau ini menjadi wish list trip kami di 2013. Bikin trip kesini
ternyata gak mudah, begitu kata trip leader kami untuk ke Pulau biawak ini,
@anggaramdhany. Cuaca yang tidak bersahabat dan tidak tersedianya perahu
menjadi penyebab beberapa kali penundaan keberangkatan kami kesana. Perahu
nelayan menjadi pilihan untuk menyeberang demi meminimalkan budget. Hehehe,
biasaa, kami kan gak kaya kaya banget.
Akhir April 2013 kemaren,
akhirnya kesampean ke Pulau Biawak. Keputusan beragkat di tanggal 26 April ini
sebenernya agak meragukan. Kondisi angin dan ombak di pesisir
pantai Indramayu masih belum menentu. Kami selalu memantau kondisi cuaca dari
@bmkg dan kabar-kabar lokal. Sampai hari H, data yang kami peroleh sepertinya
memberikan signal aman untuk menyeberang ke Biawak. Sebenernya, memang cuaca paling baik ke
Pulau ini adalah setelah bulan April.
Jumat malem jam 10 an, kami semua baru
kumpul di terminal Kampung Rambutan. Gw termasuk peserta terakhir yang
dateng. Hehehe :p. Kami langsung nyari bis jurusan Indramayu/Cirebon/Kuningan.
Sasarannya adalah bis yang ngelewatin pertigaan Celeng, Indramayu. Ketemu satu
bis ekonomi jurusan Kuningan, kayaknya bis terakhir. Bis ini cukup
ngeselin, ngetem sama muter-muter di Pasar Rebo hampir sejam. Sekitar jam 12an
bisnya baru melaju masuk tol. Jam 4 an kami sampai di pertigaan Celeng. Setelah
itu dijemput sama mas Andez dari Biawak
Scuba Diving.
Nyeberang ke pulau biawak
sedikit diluar rencana. Dari itinerary yang sudah ada, harusnya jam 7 pagi kami
udah sampai di pemberhentian pertama, Pulau Gosong. Lah, ini malah baru
berangkat dari pelabuhan Karangsong. Yahh, mau gimana lagi, berangkat dari
jakartanya aja telat. Di Karangsog sendiri sudah ada dua perahu nelayan menunggu.
Rombongan kami gak muat satu perahu, karena satu perahu paling hanya untuk
maksimal 15 orang. Gak begitu besar memang perahunya, sehingga kalo ombak lagi
gedhe, siap siap aja basah kuyup. Hahaha. Setelah empat jam terobang ambing di
laut jawa, kami sampai di Pulau Gosong. Tanpa babibu, langsung nyebur, langsung
snorkelingan. Hmmm, spot pertama kurang begitu menarik. Pindah ke spot kedua
yang cukup menyuguhkan pemandangan hard coral dan beberapa soft coral beserta
ikan-ikannya. Alkisah, dulu Pulau Gosong ini sebenernya lebih gedhe dari pada
pulau biawak yang 120 ha, tapi sekarang hanya tersisa gundukan pasir yang gak
lebih luas dari lapangan bola. Semua pasirnya dikeruk untuk pembangunan sebuah
refinery di Indramayu. Gak heran
kalau beberapa pulau di Indonesia bisa hilang buat memperluas Singapura.