Kesan pertama gw setelah mengunjungi Propinsi Serambi Mekkah ini.
“Segalanya akan tampak lebih mudah dari sebuah kedai kupi"
- Dari sebuah meja budar, segelas kopi dan orang-orang yang menjadi akrab, gw bisa mendapatkan itinerary lengkap menuju Sabang. Dari tempat penginapan, rute perjalanan, jam keberangkatan dan sekaligus harga taksiran transportasi dan penyewaan kendaraan bermotor di Sabang.
- Dari traktiran minum kupi dan sepiring mie aceh, gw bisa mendapatkan teman yang mau mengantar gw dari penginapan di Banda Aceh ke Pelabuhan Ule Lhe keesokan harinya.
- Dari sebuah kedai kupi juga, gw memberoleh sewaan sepeda motor dengan harga yang sesuai sekaligus titipan untuk membeli tiket kapal cepat.
- Dari kerumunan orang-orang yang sedang mengopi, gw memperoleh penginapan gratis di iboih dan juga tiket penyeberangan ke pulau Rubiah secara gratis.
- Dari seorang pemilik kedai kupi, akhirnya gw bisa menyeberang kembali ke Banda Aceh tepat pada waktunya meskipun gw kehabisan jatah tiket resmi menyeberang dengan perahu cepat :p.
- Dari sebuah warung kupi, gw menemukan teman yang bisa diajak sharing cost untuk naik taxi dari Pelabuhan Ule Lhe ke Bandara Sultan Iskandar Muda
Oke, beberapa fakta warung kupi disini,
- Hampir semua kedai kupi di Lhokseumawe punya wi-fi. Baik itu yang kelas cafe sampai warung-warung kupi di sekitar pasar.
- Warung-warung kupi ini membuat racikan kupinya masing-masing. Jadi, kalau ingin membeli kupi dari Aceh, belilah serbuk kupi dari warung-warung kupi ini.
- Salah satu warung kupi di lhoksemawe menyajikan kupi dengan efek menjadi ngantuk. Hehe, ini terjadi dengan gw dan tiga temen gw yang memesan satu kupi dan 3 kupi susu.
- Warung-warung kupi di Aceh bisa buka sampai 24 jam dan dilengkapi fasilitas nobar :D